Stanford Prison Experiment merupakan sebuah studi psikologi sosial di mana mahasiswa Stanford menjadi tahanan atau penjaga di lingkungan penjara simulasi. Eksperimen yang didanai oleh Kantor Riset Angkatan Laut AS dan berlangsung di Universitas Stanford pada Agustus 1971 ini dimaksudkan untuk mengukur pengaruh permainan peran, pelabelan, dan ekspektasi sosial terhadap perilaku seorang individu.
Eksperimen ini dimulai dari pencetus awalnya, Philip G. Zimbardo. Zimbardo lahir pada 23 Maret 1933 di New York. Dia kuliah di Brooklyn College di mana dia mendapatkan gelar B.A. pada tahun 1954, Dia kemudian melanjutkan untuk mendapatkan gelar M.A. pada tahun 1955 dan gelar Ph.D. pada tahun 1959 dari Universitas Yale, keduanya dalam bidang psikologi. Dia mengajar sebentar di Yale sebelum menjadi profesor psikologi di Universitas New York, di mana dia mengajar sampai tahun 1967. Setelah satu tahun mengajar di Universitas Columbia, dia menjadi anggota fakultas di Universitas Stanford pada tahun 1968.
Sekitar 1971, Zimbardo dan rekan-rekannya tertarik untuk mengetahui apakah kebrutalan yang dilaporkan di antara para penjaga di penjara-penjara Amerika disebabkan oleh kepribadian para penjaga yang sadis atau lebih berkaitan dengan lingkungan penjara (situasional). Ide ini muncul dari kertertarikannya pada Obedience Experiment milik Stanley Milgram, kawan sekelasnya di universitas. Ia lalu meminjam ruang bawah tanah departemen psikologi Universitas Stanford untuk melaksanakan eksperimen ini. Pesertanya adalah 24 mahasiswa laki-laki yang secara acak ditugaskan untuk bertindak sebagai "penjaga" atau "tahanan" di penjara tiruan. Eksperimen ini awalnya dijadwalkan berlangsung dua minggu, tetapi harus dihentikan setelah hanya enam hari karena reaksi dan perilaku ekstrem dari para peserta.
Dalam hitungan hari, para penjaga mulai menunjukkan perilaku kejam dan sadis terhadap para tahanan, sementara para tahanan menjadi depresi dan putus asa.
Dalam salah satu wawancaranya, Zimbardo mengakui bahwa selama eksperimen dia terkadang merasa lebih seperti pengawas penjara daripada psikolog yang sedang melaksanakan penelitian. Kemudian, dia mengklaim bahwa "kekuatan sosial dan kemungkinan lingkungan" telah menyebabkan para penjaga berperilaku buruk.
Sebuah paparan baru yang diterbitkan berdasarkan rekaman Zimbardo yang sebelumnya tidak dipublikasikan, psikolog Stanford yang menjalankan penelitian, dan wawancara dengan pesertanya, menawarkan bukti yang meyakinkan bahwa para penjaga dalam eksperimen tersebut dilatih untuk menjadi kejam. Ini juga menunjukkan momen eksperimen yang paling berkesan — dari seorang tahanan yang berteriak, dan ternyata hanyalah merupakan akting. "Saya menganggapnya sebagai semacam latihan improvisasi," salah satu penjaga mengatakan hal ini kepada wartawan Ben Blum. "Saya percaya bahwa saya melakukan apa yang peneliti ingin saya lakukan,"Temuan ini telah lama menjadi subyek penelitian — banyak yang menganggapnya sebagai demonstrasi dramatis, semacam reality show akademis, daripada sains yang serius.
Tantangan paling mencolok terhadap temuan Stanford Prison Experiment datang beberapa dekade kemudian dalam bentuk BBC Prison Study, sebuah eksperimen yang terorganisir secara berbeda yang didokumentasikan dalam seri British Broadcasting Corporation yang disebut The Experiment (2002). Tahanan tiruan BBC ternyata lebih asertif daripada tahanan Zimbardo. Beberapa peneliti menyebut eksperimen Zimbardo sebagai "studi tentang apa yang terjadi ketika figur otoritas yang kuat (Zimbardo) memaksakan tirani." Eksperimen Zimbardo dikecam karena tak etikal, dan palsu.
Meskipun demikian, eksperimen psikologi ini masih saja muncul di buku-buku pelajaran tinggi psikologi. Stanford Prison Experiment bahkan dijadikan film sampai tiga kali; satu kali di Jerman, dan dua kali di Amerika, dengan judul yang mirip. Namun demikian, para peneliti jaman ini telah banyak mengoreksi kesalahan eksperimen masa lampau. Tujuannya tetap sama, yaitu memahami manusia dan menjadikan psikologi sebuah topik yang berkembang dengan sempurna.
SUMBER: