*/?>

5 Buku Mahasiswa Antropologi Wajib Baca

Pendidikan
Reporter : Bernetta, 09 May 2022
Sumber gambar : dummies.com
Sumber gambar : dummies.com

Kita semua tahu bahwa kita dibentuk oleh pola budaya yang kita warisi dari lingkungan kita. Tapi kita jarang tahu apa yang menentukan “budaya” itu atau bagaimana membahas perbedaan budaya – apalagi di dunia di mana isu keragaman sekarang menghasilkan begitu banyak perdebatan. Meskipun demikian, bukan alasan buat kita untuk tidak mencoba memahami budaya sebab dari budaya lah kita dibentuk. Untuk mendalaminya, ada jurusan antropologi di tataran pendidikan tinggi. Selama masa studinya, mahasiswa jurusan antropologi sudah harus membaca 5 buku penting di bawah ini:

Think Like an Antropologist

Apa itu antropologi? Apa yang bisa diceritakannya kepada kita tentang dunia? Selama lebih dari satu abad, antropolog budaya telah mengelilingi dunia, dari Papua Nugini hingga pinggiran Inggris dan dari Cina hingga California, mengungkap fakta dan wawasan mengejutkan tentang bagaimana manusia mengatur kehidupan mereka dan mengartikulasikan nilai-nilai mereka. Dalam prosesnya, antropologi telah melakukan lebih dari disiplin lain untuk mengungkapkan apa arti budaya. Dengan menyatukan contoh dan teori dari seluruh dunia, Matthew Engelke memberikan pengantar antropologi yang mencakup berbagai pendekatan, subjek, dan praktisi klasik dan kontemporer. Dengan buku ini, ia menunjukkan mengapa antropologi penting: tidak hanya karena membantu kita memahami budaya dan sudut pandang lain, tetapi juga karena, dalam prosesnya, itu mengungkapkan sesuatu tentang diri kita sendiri dan budaya kita sendiri.

Gods of the Upper Air: How a Circle of Renegade Anthropologists Reinvented Race, Sex, and Gender in the Twentieth Century 

Seabad yang lalu, semua orang berpikir bahwa orang-orang ditakdirkan oleh ras, jenis kelamin, dan kebangsaan mereka untuk menjadi lebih atau kurang cerdas. Tapi profesor Universitas Columbia Franz Boas melihat data dan memutuskan bahwa pandangan ini salah. Kategori rasial, tegasnya, adalah fiksi biologis. Budaya tidak datang dalam kemasan rapi berlabel "primitif" atau "maju". Apa yang dianggap sebagai keluarga, makanan enak, atau bahkan akal sehat adalah produk dari sejarah dan keadaan, bukan dari alam. Dalam Gods of the Upper Air, sebuah sejarah naratif yang luar biasa tentang ide-ide radikal dan kehidupan yang penuh gairah, Charles King menunjukkan bagaimana intuisi ini mengarah pada konsep ulang fundamental keragaman manusia.

The WEIRDest People in the World: How the West Became Psychologically Peculiar and Particularly Prosperous 

Western, Educated, Industrialized, Rich, and Democratic, WEIRD. Tidak seperti sebagian besar dunia saat ini, dan kebanyakan orang yang pernah hidup, orang-orang WEIRD sangat individualistis, terobsesi dengan diri sendiri, berorientasi pada kontrol, tidak konformis, dan analitis. Bagaimana populasi WEIRD menjadi begitu berbeda secara psikologis? Apa peran perbedaan psikologis ini dalam revolusi industri dan ekspansi global Eropa selama beberapa abad terakhir? Joseph Henrich mengacu pada penelitian mutakhir dalam antropologi, psikologi, ekonomi, dan biologi evolusioner untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan ini dan banyak lagi. Dia menjelaskan asal-usul dan evolusi struktur keluarga, pernikahan, agama, dan dampak mendalam dari transformasi budaya ini terhadap psikologi manusia.

Debt: The First 5,000 Years

Di sini antropolog David Graeber menyajikan kebalikan yang menakjubkan dari kebijaksanaan konvensional: ia menunjukkan bahwa sebelum ada uang, ada utang. Selama lebih dari 5.000 tahun, sejak awal kerajaan agraris pertama, manusia telah menggunakan sistem kredit yang rumit untuk membeli dan menjual barang—yaitu, jauh sebelum koin atau uang tunai ditemukan. Di era ini, menurut Graeber, kita juga pertama kali menjumpai masyarakat yang terbagi menjadi debitur dan kreditur. Graeber menunjukkan bahwa argumen tentang utang dan pengampunan utang telah menjadi pusat perdebatan politik dari Italia hingga China, serta memicu pemberontakan yang tak terhitung banyaknya.

The Power of Not Thinking: How Our Bodies Learn and Why We Should Trust

Berdasarkan pengalamannya sendiri bekerja dengan beberapa pakar industri terkemuka dunia dan melihat berbagai contoh kehidupan nyata yang luar biasa dan sains mutakhir, Roberts menjelaskan berbagai cara tubuh kita memperoleh, menyimpan, dan menggunakan informasi - dan menunjukkan alasannya kita harus belajar memercayai naluri yang menginformasikan keputusan dan tindakan paling penting dalam hidup kita. Dalam The Power of Not Thinking, Roberts menunjukkan mengapa Big Data tidak memiliki semua jawaban, mengapa ada batasan untuk apa yang mungkin dengan AI dan mengapa manusia mampu melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita yakini saat ini.