*/?>

Mengenal Program Studi Arsitektur

Pendidikan
Reporter : Bernetta, 28 Oct 2019
Sumber: DW
Sumber: DW

Menjadi arsitek bukanlah hal yang mudah karena lulusannya harus memiliki kemampuan di bidang sains, seni, matematika maupun bisnis. Selain itu, tidak seperti lulusan program studi yang hanya 4 tahun, mahasiswa jurusan arsitek membutuhkan waktu 5 tahun untuk lulus tingkat S1.

Calon arsitek juga akan disibukkan dengan kelas-kelas seperti geometri, aljabar, trigonometri, fisika, statiska, sains komputer 3D dan programming serta seni seperti kemampuan menggambar dan sejarah seni. Artinya, kelas yang diambil akan berbeda-beda cabang sehingga tingkat kesulitan akan makin besar.

Nah, melihat kesulitan yang akan dihadapi mahasiswa arsitektur, perlu lah mempertanyakan kecocokan diri denganĀ  program studi tersebut dengan menanyakan hal-hal krusial seperti:

  • Apakah saya kuat di bidang matematika dan seni? Apakah saya bisa menyelesaikan perhitungan rumit sembari menciptakan model desain yang mumpuni?
  • Apakah saya memang mau masuk ke program studi interdispliner daripada masuk ke program studi yang fokus pada satu subjek?
  • Apakah saya siap bekerja dalam waktu yang panjang hanya untuk menyelesaikan proyek individual maupun kelompok?

Jika sudah yakin akan masuk program studi ini, maka rajinlah belajar karena setelah lulus, karir sebagai arsitek cukup luas, entah di bidang konstruksi maupun menciptakan desain. Secara spesifik, mahasiswa lulusan asitektur dapat menjadi arsitek bersertifikat, desainer bangunan, urban planner, surveyor dan lain-lain.

Pendapatan yang arsitek bisa dapat sebagai arsitek handal di Indonesia sendiri cukup tinggi sehingga kesulitan saat kuliah dapat terbayarkan. Menurut Alphapay.id, bisa mencapai Rp. 200 juta jika berhubungan dengan proyek besar dn mencapai > Rp. 500 Milyar. Tapi perlu diingat, arsitek berpengalaman saja yang mampu mendapatkan gaji sedemikian besar sehingga perlu dedikasi dan kesabaran lebih panjang lagi setelah lulus. Berani coba?