Demokrasi dan Ororitarianisme adalah dua kata bermakna yang saling memunggungi. Sudahkah kamu tahu apa itu keduanya secara terpisah, maupun perbedaan paling mendasarnya? Kali ini kuliahdimana.id akan membahasnya bersamamu!
Kata demokrasi berasal dari kata Yunani "demos", yang berarti orang, dan "kratos" yang berarti kekuatan; Jadi demokrasi dapat diartikan sebagai "kekuatan rakyat": cara memerintah yang bergantung pada kemauan rakyat. Jika dipahami dengan benar, demokrasi seharusnya bukan "aturan mayoritas", jika itu berarti kepentingan minoritas diabaikan sepenuhnya. Demokrasi, setidak-tidaknya dalam teori, adalah pemerintahan atas nama semua orang, menurut "kemauan" mereka. Cara yang lebih tulus untuk mewakili kepentingan setiap orang adalah dengan menggunakan pengambilan keputusan melalui konsensus, di mana tujuannya adalah untuk menemukan overlap menarik yang sama antara kedua kubu. (Baca juga: Memahami Demokrasi)
Otoritarianisme mirip seperti kediktatoran tetapi tidak persis di mana satu orang saja yang memegang kekuasaan. Otoritarianisme adalah erosi bertahap dari kehidupan demokrasi. Para pemimpin negara memiliki kendali yang lebih besar atas penduduk, membatasi kebebasan mereka dan menegakkan kebijakan tanpa persetujuan rakyat. Pemerintah ororiter pada umumnya mengontrol kehidupan publik dan pribadi rakyatnya dan dapat membuat kebijakan publik tanpa memperhatikan kebebasan sipil mereka. Dalam otoritarianisme, pemerintah dikendalikan oleh satu orang atau sekelompok kecil elit yang menjalankan kekuasaan tak terbatas atas orang-orang yang mereka kuasai.