*/?>

Memahami Impostor Syndrome

Pendidikan
Reporter : Bernetta, 26 Sep 2022
Sumber gambar : Insperity
Sumber gambar : Insperity

Definisi Impostor Syndrome

Impostor Syndrome adalah pengalaman internal di mana kamu merasa tidak kompeten seperti yang orang lain anggap, seolah-olah kamu adalah seorang penipu. Orang yang mengalami impostor syndrome selalu mempertanyakan dirinya sendiri atas pencapaian atau prestasi yang telah diraih. Ia merasa kesuksesan yang berhasil diraih merupakan bentuk dari keberuntungan atau kebetulan semata, bukan karena kemampuan intelektual diri. Psikolog Suzanna Imes dan Pauline Rose Clance pertama kali menggunakan istilah ini pada 1970-an.

Karateristik Impostor Syndrome

  • Ketidakmampuan untuk menilai kompetensi dan keterampilan secara realistis
  • Menghubungkan kesuksesanmu dengan faktor eksternal dan bukan hasil kerja keras diri
  • Mengkritisi kinerjamu sendiri
  • Takut tidak sesuai ekspektasi
  • Menyabotase kesuksesanmu sendiri
  • Keraguan diri
  • Menetapkan tujuan yang sangat menantang dan merasa kecewa ketika gagal

Penyebab Munculnya Impostor Syndrome

Psikolog Klinis UGM, Tri Hayuning Tyas, S.Psi., M.A atau yang biasa disapa Nuning menuturkan salah satu penyebab impostor syndrome adalah adalah pola asuh keluarga yang salah. Ketika anak tumbuh dengan dalam keluarga yang terlalu mengedepankan suatu pencapaian intelektual dan tidak cukup mengajarkan pada anak tentang bagaimana merespons kesuksesan maupun kegagalan maka akan menjadi lahan subur bagi Impostor Syndrome untuk berkembang. 

Faktor lain adalah adanya tuntutan atau tekanan dari masyarakat tentang pentingnya kesuksesan yang dapat memicu pemikiran yang keliru tentang bahwa seseorang akan berharga hanya jika ia berhasil dan karenanya tidak berharga ketika gagal. 

Tips Menghindari Impostor Syndrome

  1. Orang-orang yang berjuang dengan impostor syndrome cenderung mengabaikan kesuksesan mereka. Jika seseorang memberi selamat kepadamu saat kamu meraih keberhasilan,ikut berbahagialah. Perhatikan bagaimana kamu merespons dan berbicara lebih positif tentang dirimu sendiri.
  2. Hindari perfesionisme. Kamu tidak perlu menurunkan standar, tetapi menyesuaikan standar kesuksesan agar mudah untuk melihat dan menginternalisasi pencapaianmu
  3. Mendengar apa yang orang lain pikirkan tentangmu bukanlah satu-satunya cara untuk keluar dari fenomena impostor syndrome. mendiskusikan kegagalan dalam kelompok dapat membantu melukiskan potret yang lebih realistis tentang apa yang orang lain lihat dari dirimu.
  4. Umum bagi impostor syndrome untuk muncul di setiap pergantian karir: dari sekolah ke magang, magang ke postdoc, postdoc ke karir, dan seterusnya. Jangan merasa terpuruk jika perasaan yang sama berulang. Bukannya kamu tak mampu lari darinya, tapi belajarlah menerimanya dan ulangi 3 tahap di atas.