Metamorfosis adalah perubahan mencolok bentuk atau struktur pada mahluk hidup setelah menetas atau lahir. Perubahan fisik ini biasanya disertai dengan perubahan fisiologi, biokimia, dan perilaku organisme mahluk hidup tersebut. Proses metamorfosis diperlukan untuk kematangan seksual mahluk hidup. Anggota pra-metamorfosis dari spesies yang membutuhkan proses ini biasanya tidak dapat kawin atau bereproduksi sampai metamorfosisnya terjadi.
Salah satu mahluk hidup yang mengalami proses metamorfosis adalah serangga. Karena proses metamorfosis tidak sama pada semua serangga, akan lebih mudah untuk mengelompokkannya ke dalam kategori sesuai dengan pola perubahan strukturalnya: ametabola, hemimetabola, dan holometabola.
Selain membantu mahluk hidup sampai pada tahap reproduksi, metamorfosis juga penting untuk beberapa alasan lainnya, misal untuk pergi dari habitat yang tidak bisa ditinggali. Beberapa spesies akan tetap menjadi larva selama kondisi hidupnya baik. Jika tempat tinggalnya aman, beberapa spesies mungkin dapat bertahan dalam bentuk larva selama bertahun-tahun. Namun, saat terancam bahaya, tubuh hewan melepaskan sejumlah hormon tiroid yang memicu transisi ke masa dewasa.
Alasan lainnya adalah siklus metamorfosis dapat mengurangi kompetisi di alam, sebab makanan spesies pra-metamorfosis biasanya berbeda dari makanan serangga dewasa. Hal ini menyebabkan kemungkinan hidup yang lebih panjang untuk spesies ini. Tidak perlu ada yang dikorbankan dalam hal membagi makanan. Bisa dianggap, ulat dan kupu-kupu sebagai dua jenis hewan yang berbeda, walaupun sama.