*/?>

4 Kesahalan Pikiran Yang Harus Dihilangkan Agar Tetap Produktif

Pendidikan
Reporter : Bernetta, 10 Jan 2023
Sumber gambar : kiwis
Sumber gambar : kiwis

Menjadi produktif itu penting, tapi terkadang sulit jika otak kita terjebak pada pikiran-pikiran yang mengalihkan diri kita dari hal-hal penting dan justru membuat kita melakukan hal-hal lain yang hanya berujung kesenangan belaka. Nah, hal ini sebenarnya wajar terjadi pada manusia. Profesor psikologi André Kukla dalam bukunya, Mental Traps: The Overthinker's Guide to a Happier Life menjelaskan bahwa memang terkadang kita punya kesalahan pikir mengenai produktivitas. Apa saja? Kita bahas 4 kesalahan pikir mengenai produktivitas yang harus dihilangkan!

4 Kesalahan Pikiran Yang Harus Dihilangkan Agar Tetap Produktif

The Planning Fallacy

Menurut Asosiasi Psikologi Amerika, The Planning Fallacy, adalah "kecenderungan meremehkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, sebagian karena ketergantungan pada skenario kinerja yang terlalu optimis." Meremehkan waktu yang kamu butuhkan untuk tugas-tugas adalah salah. Jika kamu menumpuk tugas, dan mengerjakan semuanya di satu hari yang sama, kamu harus mengalokasikan kembali jam yang dicadangkan untuk waktu istirahatmu di hari itu untuk bekerja ekstra. Hal ini adalah kebiasaan buruk yang harus dihilangkan. Selain memaksa otak bekerja terlalu keras, tubuh juga akan lebih cepat lelah.

Liminal Moment

Liminal Moment adalah transisi dari satu hal ke hal lain sepanjang hari-hari kita. Misal, kamu menunggu website lokasimu mengunggah tugas terlalu lama dan sembari menunggu, kamu malah bermain permainan di handphone sampai kamu lupa waktu. Atau kamu harusnya mulai mengerjakan tugas tetapi mati lampu, dan kamu justru keluar bersama teman dan menghabiskan lebih banyak waktu dari pada seharusnya.  Dengan melakukan tindakan-tindakan selingan ini selama "sebentar" atau "paling lima menit", kamu akan cenderung melakukan hal-hal yang kemudian kamu sesali, seperti 'keluar jalur' dari apa yang harusnya kamu lakukan terlalu lama.

The Mere Urgency Effect

The Mere Urgency Effect adalah "kecenderungan untuk mengejar urgensi di atas kepentingan," sebagaimana didefinisikan oleh studi baru-baru ini. Dikatakan, "Orang mungkin memilih untuk melakukan tugas mendesak yang waktu penyelesaiannya singkat daripada tugas penting dengan hasil yang lebih besar." Dengan kata lain, kita cenderung memprioritaskan penyelesaian tugas mudah lima menit terlebih dahulu daripada proyek penting yang akan memakan waktu berjam-jam. Disarankan agar fokus pada tugas lebih sulit dahulu sebelum menuju ke tugas lebih mudah.

Produktif Harus 24/7

Merasa bahwa diri kurang produktif karena memilih beristirahat daripada mengerjakan tugas adalah hal biasa. Maka dari itu, tidak perlu menyalahkan diri sendiri ketika kamu memutuskan bahwa kamu butuh rehat sejenak dari tugas-tugasmu. Adalah penting untuk menyeimbangkan waktu produktif dan waktu bersenang-senang atau beristirahat untuk menghindari stres atau burn out di masa mendatang.