*/?>

Mahasiswa Hati-Hati, 5 Jurusan Ini Lulusannya Berpotensi Menganggur!

Pendidikan
Reporter : Bernetta, 22 Mar 2024
Sumber gambar: Freepik
Sumber gambar: Freepik

Persaingan para lulusan baru tiap tahunnya meningkat - dengan banyaknya lulusan namun serapan tenaga kerja yang terbatas. Persaingan inilah yang kemudian menciptakan pengangguran dimana-mana.

Namun tahu kah kamu bahwa ada beberapa jurusan yang menurut surveinya justru meningkatkan kemungkinan menganggur ini karena sulit mendapat pekerjaan dengan kompetensi yang mereka dapat dari jurusan tersebut? Yup, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ada beberapa jurusan yang lulusannya sulit mendapat pekerjaan di bidang yang ia tekuni sehingga mau tak mau harus bekerja di bidang yang lain. Apa saja jurusan yang dimaksud? Yuk lihat di bawah!

5 Jurusan Yang Lulusannya Berpotensi Menganggur

  1. Produksi Televisi/Radio dan Film > Dengan tingkat pengangguran yang tinggi di angka 52,6%, lulusan dari jurusan ini dinilai sulit mendapat pekerjaan karena pergeseran media dari siaran televisi ke media sosial dan internet yang tengah marak saat ini.
  2. Sosiologi > Lulusan jurusan sosiologi dianggap sulit mendapatkan pekerjaan karena apa yang dipelajari di jurusan ini dianggap sulit diterapkan di industri yang membutuhkan para pekerja muda. Hal ini berdampak pada banyaknya lulusan jurusan sosiologi yang menganggur.
  3. Peternakan > Jurusan peternekan biasanya banyak meluluskan sarjananya yang kemudian malah bekerja di bidang lain, bukan di industri peternakan. Dari fakta inilah mengapa lulusan jurusan peternakan dianggap kesulitan mendapat pekerjaan di bidang keilmuannya.
  4. Seni Rupa > Hotcourse Indonesia menemukan bawah pengangguran lulusan jurusan kuliah Seni Rupa mencapai 50,7 persen. Jurusan kuliah Seni Rupa dinilai tidak memiliki lowongan pekerjaan yang pasti.
  5. Sejarah > Minimnya peluang pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi lulusan sarjana sejarah di Indonesia menyebabkan jurusan ini banyak melahirkan lulusan yang menganggur. Mungkin lulusannya bisa bekerja di museum, tetapi di Indonesia sendiri, hal-hal berkaitan dengan koleksi benda bersejarah masih belum masif.