Baru-baru ini Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat dihantam banjir bandang yang disebabkan oleh Siklon Tropis Seroja. Mau tahu serba serbi siklon tropis, salah satu fenomena alam yang cukup berbahaya ini? Kalau iya, yuk sama-sama belajar apa itu Siklon Tropis!
Siklon tropis adalah istilah umum yang digunakan oleh ahli meteorologi untuk menggambarkan sistem awan dan badai petir yang berputar dan teratur yang berasal dari perairan tropis atau subtropis dan memiliki sirkulasi tingkat rendah yang tertutup. Di Atlantik Utara, Pasifik Utara tengah, dan Pasifik Utara bagian timur, istilah hurricane digunakan. Jenis gangguan yang sama di Pasifik Barat Laut disebut Typhoon. Sedangkan di Pasifik Selatan dan Samudera Hindia, istilah umum siklon tropis digunakan, terlepas dari kekuatan angin yang terkait dengan sistem cuaca.
Intermezzo: Mengapa Siklon Tropis Diberi Nama Unik?
Praktik penamaan badai (siklon tropis) dimulai bertahun-tahun yang lalu untuk membantu identifikasi cepat badai dalam pesan peringatan karena nama dianggap jauh lebih mudah diingat daripada angka dan istilah teknis. Banyak yang setuju bahwa menambahkan nama pada badai akan memudahkan media untuk melaporkan siklon tropis, meningkatkan minat pada peringatan dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Pengalaman menunjukkan bahwa penggunaan nama-nama yang diberikan dan pendek dalam komunikasi tertulis maupun lisan lebih cepat dan tidak menimbulkan kesalahan daripada metode identifikasi garis lintang-bujur yang lebih rumit. Keunggulan ini sangat penting dalam pertukaran informasi badai yang mendetail antara ratusan stasiun yang tersebar luas, pangkalan pantai, dan kapal di laut.
Penamaan Siklon Tropis di Indonesia dilakukan oleh Jakarta Tropical Cyclone Warning Centre's Area of Responsibility. Nah, selain Seroja, nama siklon tropis di Indonesia antara lain: Anggrek, Bakung, Cempaka, Dahlia, Flamboyan, Kenanga, Lili, Mangga, Teratai, Anggur, Belimbing, Duku, Jambu, Lengkeng, Melati, Nangka, Pisang, Rambutan, dan Sawo
Di Indonesia, dapat mendatangkan banjir / banjir bandang, angin kencang, dan longsor di wilayah tersebut khususnya di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Hujan deras yang berlangsung sekitar sembilan jam menyebabkan bendungan di empat kecamatan meluap, menggenangi rumah dan sawah. BNPB melaporkan bahwa sebanyak 509.604 orang terkena dampak TC 26S (SEROJA), dengan 11.406 orang mengungsi, 181 kematian, 271 luka-luka, 45 orang hilang sementara 66.036 rumah dilaporkan rusak di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat (dari 12 April, 23.30 WIB), dengan rincian sebagai berikut:
27 orang telah tewas di Timor-Leste, negara berpenduduk 1,3 juta yang terletak di antara Indonesia dan Australia. Menurut laporan awal dari Timor-Leste, sekitar 10.325 orang telah terkena dampak cuaca ekstrim, dengan lebih dari 76 persen orang yang terkena dampak di kotamadya Dili. Hujan deras membuat istana presiden di ibu kota, Dili, berubah menjadi kubangan lumpur. Siklon Tropis Seroja kini semakin kuat saat bergerak menuju pantai barat Australia.
Uni Eropa (UE) mengalokasikan € 200.000 (lebih dari 3,4 miliar rupiah) untuk membantu mereka yang terkena dampak banjir besar dan lewatnya Topan Seroja tropis di Nusa Tenggara Timur, Indonesia. “Dengan bantuan ini, Uni Eropa menyatakan solidaritasnya dengan Indonesia untuk banyak orang yang terkena dampak Topan Seroja. UE siap mendukung mereka yang membutuhkan di saat krisis, ”kata Duta Besar UE untuk Indonesia, Vincent Piket.
€ 150.000 akan dialokasikan untuk menanggapi kebutuhan yang muncul dari 3.850 rumah tangga rentan di 36 desa dan untuk distribusi alat pelindung diri kepada 150 petugas kesehatan di 3 rumah sakit untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kasus COVID-19. Pendanaan tersedia melalui proyek I-COPE dan ENVISION yang didanai Uni Eropa.
Sumber: