*/?>

Burn Out: Musuh Terbesar Mahasiswa yang Mesti Dihindari

Pendidikan
Reporter : Bernetta, 21 Jun 2021
Sumber gambar : KM BUI
Sumber gambar : KM BUI

Teknologi telah membantu meningkatkan harapan yang tidak realistis tentang seberapa produktif manusia dapat dan seharusnya bekerja. Teknologi ini seakan terus-menerus memaksa kita untuk menerima rentetan email untuk segera dijawab, panggilan telepon, makalah untuk ditulis,  atau tugas untuk diselesaikan dan diserahkan sebelum pukul 23:59. Karena belajar jarak jauh sangat mudah sekarang, ada juga tekanan yang meningkat untuk segera merespons dari rumah pada akhir pekan atau setelah belajar berakhir; kalau perlu tengah malam.

Jika kegiatan monoton tanpa jeda ini diteruskan, bahkan robot pun dapat tumbang, apalagi manusia. Ketika kita terus menguras tenaga untuk hanya belajar dan mengerjakan tugas tanpa porsi hidup lain yang mengimbanginya, bisa-bisa kita sampai di titik lelah yang tak sekedar lelah: Burn out.

Apa itu Burn Out?

Burn out atau kelelahan akademik dapat didefinisikan sebagai reaksi emosional, fisik, dan mental yang negatif terhadap studi yang berkepanjangan yang mengakibatkan kelelahan, frustrasi, kurangnya motivasi dan penurunan kemampuan di sekolah.

Kondisi ini adalah puncak dari berminggu-minggu atau berbulan-bulan mempelajari materi yang sama atau mengerjakan proyek yang sama, atau dari tahun-tahun sekolah yang berkelanjutan. Jangan samakan burn-out dengan perasaan frustrasi sesekali ketika kamu telah belajar selama berjam-jam, atau kelelahan karena begadang. Burn out lebih merupakan kondisi kronis dari studi jangka panjang atau pekerjaan sekolah.

Apa Saja Gejala Burn Out?

Gejala burn out dimanifestasikan dalam lebih dari sekadar kelelahan dan perasaan seperti kamu tidak dapat menghadiri kelas lagi. Burn out dapat menyebabkan masalah psikosomatik yang nyata seperti sakit kepala, insomnia, dan depresi, oleh karena itu penting untuk mulai mengambil langkah-langkah untuk menyembuhkan burn out segera setelah kamu mengenali gejalanya yang antara lain:

  • Merasa lelah tidak peduli berapa banyak waktu tidur yang kamu ambil, mengakibatkan kelelahan dan insomnia
  • Kurang motivasi untuk menghadiri kelas atau memulai tugas
  • Meningkatkan rasa iritabilitas karena frustrasi
  • Kurang inspirasi dan kreativitas untuk mengerjakan proyek dan diskusi kelas
  • Kehilangan kepercayaan pada kemampuan akademik diri sendiri
  • Ketidakmampuan untuk memenuhi tugas di tenggat waktu penting
  • Peningkatan rasa sakit dan ketegangan di tubuh, yang dapat dimanifestasikan sebagai sakit kepala, nyeri otot, atau ketegangan rahang
  • Frekuensi penyakit yang lebih tinggi karena stres dan kelelahan
  • Peningkatan kebiasaan buruk seperti makan berlebihan, begadang, menggigit kuku, atau kebiasaan lain yang cenderung kamu dapatkan ketika kamu stres atau tidak mengurus diri sendiri
  • Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada pekerjaan sekolah atau kuliah
  • Merasa bosan atau tidak tertarik dengan aspek sekolah atau area rekreasi yang biasa kamu nikmati
  • Perasaan cemas atau depresi

Faktanya, meskipun sekolah atau perguruan tinggi diasosiasikan dengan dunia baru yang penuh petualangan, The Anxiety and Depression Association of America (ADAA) mengatakan bahwa “Gangguan kecemasan adalah salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum di kampus-kampus.”

  • 85% mahasiswa mengatakan mereka merasa kewalahan dengan segala sesuatu yang harus mereka lakukan di beberapa titik dalam satu tahun terakhir.
  • 30% mahasiswa melaporkan bahwa tingkat stres mereka memiliki efek negatif pada kinerja akademik mereka.

Terlebih lagi, terkadang apa yang terasa seperti kewalahan karena tugas menumpuk sebenarnya bisa menjadi depresi. Mental Health America (MHA) menambahkan bahwa stres umum dan masalah kesehatan mental yang lebih serius seperti depresi berbeda. “Depresi lebih serius dan tahan lama daripada stres dan membutuhkan bantuan yang berbeda. Gejala depresi bisa jauh lebih intens. Depresi menyebabkan perubahan suasana hati yang kuat, seperti kesedihan dan keputusasaan yang menyakitkan." kata MHA.

  • 28% mahasiswa melaporkan merasa sangat tertekan di beberapa titik selama tahun mereka mengalami kesulitan berfungsi.
  • Hanya 8% yang mencari bantuan untuk dirawat karena depresi.

Bagaimana Cara Menghindari Burn Out?

Jangan Anggap Remeh Gejala Burn Out

Pertama dan terpenting, mengenali tanda-tanda awal burn out dan mengantisipasi hal-hal yang menyebabkannya adalah langkah awal menuju kebebasan. Jauh lebih mudah dan lebih efisien untuk mengelola kelelahan ketika kemampuan mentalmu tidak terhambat oleh kelelahan atau frustrasi yang terus-menerus. Sayangnya, mungkin beberapa mahasiswa tidak mengakui atau mengambil tindakan pada tanda-tanda peringatan karena mereka merasa itu adalah tanda kelemahan ketika kehilangan motivasi belajar.

Ingat bahwa dengan melangkah lebih awal, kamu memberi dirimu kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik daripada yang dapat kamu lakukan di bawah tekanan dan kelelahan yang tak ada habisnya. Jadi, jika kamu merasa berada di jalan menuju burn out, jangan anggap enteng rambu-rambu peringatan tersebut.

Pilih Strategi Belajar Tepat

Belajar membutuhkan investasi waktu dan usaha serta latihan pengaturan diri yang disengaja. Selain itu, praktik belajar yang paling sering digunakan mahasiswa – menyoroti atau menggarisbawahi catatan, membaca materi berulang-ulang, dan meringkas konten kelas – sayangnya merupakan metode adalah yang paling tidak efektif. Manfaatkan strategi pembelajaran yang telah terbukti paling efektif: Bagi waktu belajarmu selama berhari-hari daripada menjejalkan semuanya di satu hari. Pelajari kembali materi yang kamu pelajari secara aktif menggunakan bantuan tes latihan, daripada membaca ulang informasi secara pasif.

Seimbangkan Waktu Belajar dan Hiburan

Terkadang, tidak ada banyak ruang untuk menegosiasikan beban kerja dan tenggat waktu mengerjakan tugas. Namun, kamu dapat berusaha untuk menyeimbangkan waktu dengan cara yang menghormatimu sebagai individu sama seperti, jika tidak lebih, daripada menghormati dirimu sebagai siswa. Pastikan kamu terhubung dengan sesuatu di luar akademis, seperti organisasi mahasiswa, hiburan kreatif, atau outlet fisik yang dapat menginspirasimu. Dalam hal belajar, lakukan sesuatu untuk menghilangkan kebosanan; bawa pekerjaan rumah ke lokasi baru, seimbangkan waktumu belajar versus waktumu bersosialisasi, evaluasi kembali komitmenmu. Jangan takut untuk meminta bantuan dari teman, guru atau konselor. Siapa pun yang dapat membantu dengan manajemen waktu akan menjadi sumber yang berguna untuk mengatur hidupmu dan mendapatkan kembali motivasi!

Istirahat

Karena kelelahan berhubungan dengan stres, penting untuk mengelola stres dengan hati-hati. Olahraga, nutrisi yang tepat, interaksi sosial dan kualitas tidur adalah bagian dari strategi menghindari burn out yang produktif. Selain itu, istirahat membantu memulihkan fokus pada tujuan menyeluruhmu memulai belajar, meningkatkan kreativitas, dan meningkatkan pembentukan memori.

Jangan Ragu Mencari Pertolongan

Lawson, seorang psikolog klinis dan asisten profesor di Departemen Psikiatri dan Ilmu Perilaku Menninger di Baylor merekomendasikan untuk mendapatkan bantuan lebih cepat daripada nanti. Lebih sulit untuk pulih ketika kondisinya telah berlangsung lebih lama. Tambahnya, “burnout adalah normal dan umum; dan hanya pemahaman yang dapat membantu siswa tidak merasa begitu terisolasi atau merasa bahwa ada sesuatu yang salah dengan mereka ketika mereka mengalaminya,” kata Lawson. “Orang-orang muda berada di bawah tekanan besar untuk mencapai kesusksesan secepatnya, namun mereka juga harus, sebisa mungkin, menjaga perasaan bahagia mereka,"