*/?>

6 Atlit Legendaris Indonesia

Pendidikan
Reporter : Bernetta, 27 Jul 2021
Sumber foto: Sukabumiupdates
Sumber foto: Sukabumiupdates

Bagi kamu yang bercita-cita masuk ke jenjang karir olahraga dan menjadi atlit, pasti lah mempunyai idola di dunia olahraga yang memotivasimu untuk bermimpi tinggi agar dapat se-sukses mereka. Di antara nama-nama yang muncul di benakmu, adakah nama atlit tanah air yang teringat? Atau apakah kamu justru tak tahu nama-mana atlit legendaris Indonesia dan prestasinya ini?

Yah, tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk mencari role model di dunia olahraga, Indonesia juga punya emasnya sendiri. Maka dari itu, bagi kamu yang belum tahu siapa saja sih atlit legendaris Indonesia yang patut dicontoh karir olahraganya, berikut 6 atlit legendaris Indonesia pilihan yang sudah mengharumkan nama bangsa dan berpotensi menjadi idolamu!

Rudy Hartono Kurniawan (Bulu Tangkis)

Rudy Hartono Bulu Tangkis Indonesia

Rudy Hartono Kurniawan (Nio Hap Liang) adalah mantan pemain bulu tangkis Indonesia yang namanya masuk dalam Guinness Book of Records karena prestasinya yang luar biasa. Kala itu, ketika umurnya masih 18 tahun, dalam percobaan pertamanya mengikuti pertandingan bulu tangkis dunia All England, ia justru menjadi juara termuda mengalahkan Tan Aik Huang dari Malaysia yang menjadi juara dua tahun sebelumnya. Berawal dari detik itulah, piala-piala All England dari tahun ke tahun ia sabet sampai 7 kali berturut-turut sejak 1968 - 1974. Ia juga menjuarai World's Championship pada 1980 sehingga menjadikannya salah satu pemain bulu tangkis paling terkenal dalam sejarah olahraga. Ia dianggap sebagai salah satu pemain bulutangkis terbesar sepanjang masa.

Yayuk Basuki (Tenis)

Yayuk Basuki Tenis Indonesia

Yayuk Basuki adalah mantan pemain tenis profesional Indonesia. Pada tahun 1991, ia menjadi pemain Indonesia pertama yang memenangkan pertandingan tenis profesional internasional ketika ia merebut gelar tunggal di Pattaya. Dia memenangkan enam gelar tunggal WTA Tour selama karirnya (semuanya di Asia). Selama karirnya, ia telah mencatat kemenangan atas Amélie Mauresmo, Mary Joe Fernández, Lindsay Davenport, Gabriela Sabatini, Magdalena Maleeva, Anke Huber, Iva Majoli, Anna Kournikova, Zina Garrison, dan Mary Pierce. Namun, kemenangan terbesarnya adalah atas Iva Majoli, mantan juara France Open. Yayuk adalah pemain tenis dengan peringkat tertinggi dari Indonesia, setelah mencapai No. 19 di tunggal dalam peringkat WTA pada Oktober 1997. Dia juga menjadi wanita Indonesia kedua yang memenangkan medali emas tunggal Asian Games, setelah Lita Liem Sugiarto pada tahun 1974, ketika dia mengalahkan Tamarine Tanasugarn di Bangkok pada pertandingan 1998.

Ellyas Pical (Tinju)

Ellyas Pical Tinju Indonesia

Ellyas Pical adalah juara tinju dunia pertama dari Indonesia, dan tiga kali juara kelas super flyweight IBF (1985–1989). Pada 1982, Pical mendapatkan julukan "The Exocet" yang diberikan oleh pers mengacu pada pukulan tangan kirinya. Nama tersebut berasal dari rudal buatan Prancis yang digunakan untuk melawan Royal Navy oleh Angkatan Udara Argentina selama Perang Falklands, yang terjadi pada tahun 1982 pada era Pical. Dengan pukulan tangan kirinya itulah, ia berhasil mengalahkan juara bertahan Ju-Do Chun. Saat itu, Pical menjadi orang kedua dari Indonesia yang memperebutkan gelar juara dunia, setelah Thomas Americo (dikalahkan Saoul Mamby untuk gelar kelas ringan Super WBC di Jakarta pada 1981).

Dedeh Erawati (Lari)

Dedeh Erawati Lari Indonesia

Dedeh Erawati adalah pelari sprint Indonesia. Dia adalah peraih medali empat kali dan juara bertahan dua kali di Southeast Asian Games. Dia memenangkan medali perunggu di Asian Athletics Championships 2009 di Guangzhou, Cina, dengan waktu 13,32 detik, finis di belakang Asuka Terada dari Jepang dan Sun Yawei dari China. Dia juga mencatat rekor terbaik pribadi dan nasionalnya 13,18 detik di Taiwan Open 2012 di Taipei, Taiwan. Erawati mewakili Indonesia di Olimpiade Musim Panas 2008 di Beijing, di mana ia berkompetisi untuk lari gawang 100 m putri. Dia berlari di babak kelima dan terakhir melawan tujuh atlet lainnya, termasuk Brigitte Foster-Hylton dari Jamaika, dan Dawn Harper dari Amerika Serikat. Dia menyelesaikan seri di tempat ketujuh dengan selisih dua puluh empat per seratus detik (0,24) di belakang Nadine Faustin dari Haiti, dengan waktu paling lambat 13,49 detik.

Richard Sam Bera (Renang)

Richard Sambera Renang Indonesia

Richard Sam Bera adalah mantan perenang Indonesia, yang berspesialisasi dalam sprint dan gaya bebas jarak menengah. Dia adalah peraih tiga kali Olimpiade (1988, 1996, dan 2000), peraih medali perunggu di Asian Games (1990), dan peraih medali emas SEA Games dua puluh tiga kali (individu dan estafet) sejak debutnya pada tahun 1987. Richard dianggap sebagai perenang tersukses di Indonesia dalam sejarah olahraga. Hingga tahun 2015, ia beberapa kali memegang rekor Asian Games Indonesia dan Southeast Asian Games di ajang sprint freestyle. Hingga tahun 2017, Richard tetap menjadi satu-satunya atlet Indonesia di cabang olahraga apa pun yang pernah meraih penghargaan All-American Division.

Lisa Rumbewas (Angkat Besi)

Lisa Rumbewas Angkat Besi Indonesia

Raema Lisa Rumbewas adalah pensiunan atlet angkat besi Indonesia yang merupakan atlet pertama di Indonesia dan, pada 2016, satu-satunya atlet yang pernah memenangkan medali di tiga Olimpiade. Dia berkompetisi di 48 kg putri di Olimpiade Musim Panas 2000 dan memenangkan perak dengan total 185,0 kg sehingga ia berhasil menjadi pemegang beasiswa program Solidaritas Olimpiade pada Februari 2003. Dia memenangkan medali perak lainnya di Olimpiade 2004, kali ini berkompetisi di kelas 53 kg putri dan total angkat 210,0 kg. 210,0 kg lainnya sudah cukup untuk memenangkan medali perak lagi di Kejuaraan Angkat Besi Dunia 2006 di Santo Domingo. Pada Olimpiade Musim Panas 2008 dia menduduki peringkat ke-3 dalam kategori 53 kg, dengan total 206 kg.

Yang mana idolamu?