Sebagai mahasiswa di tengah pandemi covid-19, pilihan terbaik yang kamu punya saat ini adalah belajar daring. Selain terbebas dari mobilitas agar mengamankanmu dari penyebaran covid-19, kamu juga punya lebih banyak waktu bersama keluarga. Namun, terlepas dari asyiknya belajar daring (yang artinya kamu bisa bangun kesiangan tanpa perlu terlambat masuk kelas), ada juga sisi negatifnya. Salah satu sisi negatif dari belajar daring ini adalah mungkinnya kamu terkena Zoom Fatigue Syndrome.
Zoom Fatigue Syndrome didefinisikan sebagai kelelahan atau kekhawatiran terkait penggunaan platform komunikasi virtual secara berlebihan Seperti pengalaman lain yang terkait dengan pandemi virus corona (COVID-19), Zoom Fatigue sangat umum, intens, dan benar-benar baru. Kemudian, dalam upaya memahami 'keletihan baru' yang mungkin membebani lebih dari 300 juta peserta Zoom setiap hari; termasuk mahasiswa, para ahli yang mewakili beragam disiplin ilmu termasuk ekonomi, bisnis, dan ilmu sosial telah memberikan kontribusi penjelasan mereka. Salah satunya berasal dari Jeremy Bailenson, direktur pendiri Stanford Virtual Human Interaction Lab (VHIL) yang menyebut 4 hal penyebab Zoom Fatigue, yaitu:
Yang paling relevan dengan Zoom Fatigue Syndrome adalah kamu (atau siapa pun) tidak dapat fokus 100% atau lebih dari satu hal dalam satu waktu. Jadi, lain kali kamu bergabung dengan video call tetapi mulai mengetik di layar lain atau mengirim pesan ke orang lain di platform lain, ubah perilaku ini. Pastikan otakmu tidak perlu membagi rentang perhatianmu di antara media lainnya, sehingga kamu tidak akan melelahkan diri sendiri.
Jika kamu sedang menonton presentasi orang lain, apakah mereka perlu melihatmu? Jika kamu sedang membuat catatan dari berbagai pembicara yang kamu dengar, apakah peserta lain perlu melihatmu mencatat? Sebelum kamu bergabung dengan rapat apa pun, tanyakan pada diri sendiri, "Apakah orang perlu melihat saya di rapat ini?" Jika jawabannya tidak, gabung dengan audio saja sudah cukup. Pastikan saja kamu tetap berpartisipasi dengan bertanya atau memberikan pendapat sesekali.
Ambil jeda singkat dari video call atau alihkan pandangan dari komputermu sepenuhnya selama beberapa detik sesekali. Hal Ini bukan ajakan untuk mulai melakukan sesuatu yang lain ketika pandanganmu tak mengarah ke zoom call, tetapi untuk mengistirahatkan mata sejenak. Untuk hari-hari ketika kamu tidak dapat menghindari panggilan back-to-back, pertimbangkan untuk membuat zoom call untuk 25 atau 50 menit (bukan setengah jam dan jam standar) untuk memberi dirimu cukup waktu di antaranya untuk bangun dan bergerak sebentar. Jika kamu melakukan panggilan video selama satu jam, pastikan teman-temanmu diperbolehkan mematikan kamera mereka untuk sebagian panggilan.
Kamu juga dapat mengurangi pertemuan dengan menggunakan metode komunikasi lain, seperti opsi asinkron berbasis teks. Platform email dan obrolan seperti Slack atau Twist adalah pilihan populer. Juga ada fitur lain yang dapat kamu manfaatkan seperti cloud. Google dokumen dan penawaran G Suite lainnya memungkinkanmu dan tim bekerja secara kolaboratif dalam dokumen yang sama secara bersamaan—cocok untuk brainstorming, perencanaan, dan banyak lagi. Jika bisa diselesaikan tanpa zoom call, kenapa tidak?