Ketika informasi sudah didigitalisasi, di saat ini lah benteng pertahanan agar informasi ini tak bocor harus diperkuat; dan tak perlu ditanya kenapa, rasa-rasanya kita semua pun tahu kalau informasi pribadi kita (seperti nomor induk kependudukan [NIK] atau nomor telepon) adalah informasi-informasi rentan yang kalau tersebar bisa dimanfaatkan orang-orang tak bertanggung jawab.
Informasi yang tak terlindungi ini dapat disalahgunakan oleh sekelompok orang yang menghilangkan akses kita pada suatu hal penting. Mau contoh? Kita bisa ambil dari beberapa berita viral yang berseliweran di internet; ketika NIK di klaim orang lain terlebih dahulu sehingga hak pemilik asli NIK tersebut hilang. Lainnya? sertifikat vaksinasi Presiden Jokowi yang tersebar di mana ada nomor NIK beliau di situ; oh sungguh membuat geger seluruh kementerian Indonesia.
Yup, NIK, nomor telepon dan informasi pribadi lainnya memang sering dianggap ya-sudahlah bagi mereka yang belum memahaminya. Tapi, bagi sebagian lain yang sudah paham, tersebarnya informasi penting ini adalah akhir dari dunia. Tapi eittss.. Jangan anggap kalau populasi manusia cuma dibagi antara si kurang paham dan si paham, masih ada si kaum Ahli Keamanan Siber yang mencium aroma kerjaan baru yang melimpah ruah!
Kok bisa si Ahli Keamanan Siber kebanjiran job? Ayo kulik bersama!
Secara garis besar, Ahli Keamanan Siber adalah mereka yang tugasnya melindungi infrastruktur TI (termasuk jaringan, perangkat keras, dan perangkat lunak) dari berbagai aktivitas kriminal. Mereka bertugas memantau jaringan dan sistem, mendeteksi ancaman keamanan, menganalisis dan melaporkan ancaman, dan upaya penyusupan, tergantung pada tingkat keparahannya.
Mereka akan aktif merancang berbagai strategi dan sistem pertahanan terhadap penyusup, termasuk ??memonitor sistem untuk setiap aktivitas yang tidak biasa. Jika terjadi kebocoran data, mereka harus mampu mengembangkan lapisan perlindungan baru dan memperbarui sistem keamanan, lalu menjalankan diagnostik pada setiap perubahan informasi untuk memverifikasi pelanggaran yang tidak terdeteksi.
Biasanya, seorang Ahli Keamanan Siber akan menangani masalah apa pun yang terkait dengan penyediaan layanan lalu mengatur jaminan informasi di perusahaan-perusahaan besar. Mereka juga dapat bekerja di organisasi apa saja yang membutuhkan evaluasi program keamanan. Bahasa sederhananya, Ahli Keamanan Siber dapat bekerja bagi klien di bidang apa saja yang membutuhkan perlindungan data seperti bank, retailer dan tentunya Pemerintah. Selama ada data pribadi atau data penting lainnya diinput, di situ lah Ahli Keamanan Siber akan berada.
Ibaratnya ada yang generalis dan ada yang spesialis; profesi seorang Ahli Keamanan Siber juga punya kekhususannya sendiri. Dari banyak pilihan, berikut 5 yang palng populer:
Di Indonesia belum banyak perguruan tinggi yang membuka jurusan terkait Keamanan Siber. Hanya ada 5 perguruan tinggi yang membuka program studi ini; biasanya di level S2 saja. Berikut daftarnya: Universitas Tanjungpura, Universitas Bina Nusantara, Institut Teknologi Bandung Universitas Telkom Bandung danInstitut Pemerintahan Dalam Negeri.
Untuk S1, kamu bisa masuk jurusan Teknik Informatika, Ilmu Komputer sampai jurusan-jurusan lain yang berhubungan dengan komputerisasi terlebih dahulu agar kemudian dapat melanjutkan ke S2 di universitas di atas!