*/?>

Memahami Kecerdasan Emosional

Pendidikan
Reporter : Bernetta, 08 Nov 2021
Sumber gambar : halodoc
Sumber gambar : halodoc

Kompleksitas manusia tak memiliki batas. Dari jumlah sel yang ada dalam tubuh sampai rumitnya otak bekerja untuk menafsirkan suatu situasi, kita dibangun dari jutaan misteri yang sains coba bongkar satu per satu. Di antara banyaknya hal yang bisa dibahas, kecerdasan emosional atau yang biasa disebut EQ adalah salah satu bahasan menarik tentang manusia di mana dibandingkan IQ, misalnya, EQ lebih berpengaruh terhadap kesuksesan seorang individu. 

Nah, kita memang sering mendengar soal IQ dan EQ  ini dan mudah paham juga bahwa IQ berbicara soal kecerdasan manusia untuk merasionalkan stimulus yang ia terima. Tapi EQ? Kita sering lupa bahwa keberadaannya juga sama penting; pandai merasionalkan sesuatu namun tak mampu menghidupkan emosi positif dalam diri sama saja kursi yang kehilangan satu kaki.

(Baca juga: Memahami Kecerdasan Intrapersonal)

Di dunia kampus pun, memiliki Kecerdasan Emosional yang baik juga penting. Sebabnya, kamu sebagai mahasiswa akan dihadapkan pada tekanan-tekanan baru, lingkungan baru serta banyak orang-orang baru dari latar belakang berbeda. Gagal beradaptasi dan berakhir dengan emosi negatif akan menyebabkan kegagalan dalam studi. Jika berlanjut sampai kerja, kamu akan benar-benar ketinggalan kereta.

Maka dari itu sebelum tertinggal jauh, penting bagimu untuk mengenal apa itu Kecerdasan Emosional (EQ) lalu melatihnya. Kuliahdimana.id akan membantumu memahami Kecerdasan Emosional dengan lebih dekat di artikel kali ini! 

Definisi Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional (EI) mengacu pada kemampuan untuk memahami, mengontrol, dan mengevaluasi emosi. Beberapa peneliti menyarankan bahwa kecerdasan emosional dapat dipelajari dan diperkuat, sementara yang lain mengklaim itu adalah karakteristik bawaan.

Kemampuan untuk mengekspresikan dan mengendalikan emosi sangat penting, tetapi begitu juga kemampuan untuk memahami, menafsirkan, dan menanggapi emosi orang lain. Bayangkan sebuah dunia di mana kamu tidak dapat memahami ketika seorang teman sedang merasa sedih atau ketika seorang rekan kerja sedang marah. Psikolog menyebut kemampuan ini sebagai kecerdasan emosional, dan beberapa ahli bahkan menyarankan bahwa kecerdasan emosional bisa lebih penting daripada IQ jika ingin hidup sukses.

4 Atribut Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional umumnya didefinisikan oleh empat atribut:

  1. Manajemen diri – Kamu dapat mengendalikan perasaan dan perilaku impulsif, mengelola emosi dengan cara yang sehat, mengambil inisiatif, menindaklanjuti komitmen, dan beradaptasi dengan keadaan yang berubah.
  2. Kesadaran diri – Kamu mengenali emosi diri sendiri dan bagaimana emosi itu memengaruhi pikiran dan perilaku. Kamu tahu kelebihan dan kekuranganmu, dan memiliki kepercayaan diri.
  3. Kesadaran sosial – Kamu memiliki empati; dapat memahami emosi, kebutuhan, dan kekhawatiran orang lain, menangkap isyarat emosional, merasa nyaman secara sosial, dan mengenali dinamika dalam kelompok atau organisasi.
  4. Manajemen hubungan – Kamu tahu bagaimana mengembangkan dan memelihara hubungan yang baik, berkomunikasi dengan jelas, menginspirasi dan memengaruhi orang lain, bekerja dengan baik dalam tim, dan mengelola konflik.

Mengapa Kecerdasan Emosional Penting?

Adalah fakta ilmiah bahwa emosi mendahului pikiran. Ketika emosi memuncak, mereka mengubah cara kerja otak kita, mengurangi kemampuan kognitif, kekuatan pengambilan keputusan, dan bahkan keterampilan interpersonal kita. Memahami dan mengelola emosi kita (dan emosi orang lain) membantu kita menjadi lebih sukses baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Pada tingkat pribadi, kecerdasan emosional membantu kita untuk mengelola emosi kita saat stres atau meningkatkan hubungan dengan orang-orang yang kita sayangi. Di tempat kerja (yang juga dapat diaplikasikan pada dunia kuliah di mana hubungan dengan orang lain sering terjadi), kecerdasan emosional dapat membantu kita menyelesaikan konflik, menciptakan budaya gotong royong dan menjaga kenyamanan antar kolega.