*/?>

Dua Dosen IPB Masuk dalam Top 100 Ilmuwan Indonesia

Pendidikan
Reporter : Tempo.co, 20 Jan 2022
Prof Ujang Sumarwan dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) dan Dr Mukhamad Najib dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Foto: IPB
Prof Ujang Sumarwan dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) dan Dr Mukhamad Najib dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Foto: IPB

Dua dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) masuk dalam daftar top 100 ilmuwan Indonesia dalam bidang bisnis dan manajemen. Kedua dosen tersebut masuk dalam daftar pemeringkatan dunia yang dikeluarkan oleh AD Scientific Index (Alper-Doger Scientific Index), sistem analisa dan pemeringkatan berdasarkan performa ilmu pengetahuan yang diproduksi peneliti.

Kedua dosen itu yaitu Ujang Sumarwan dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia dan Mukhamad Najib dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Dilansir dari laman AD Scientific Index, basis penilaian dan pemeringkatan ilmuwan dilihat dari produktivitas dan efektivitas kerja peneliti dalam lima tahun terakhir.

Ujang dan Najib berada dalam urutan ke 39 dan 58 dari Top 100 Ilmuwan bidang Bisnis dan Manajemen di Indonesia tahun 2022. Ujang yang merupakan Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB saat ini dipercaya menjadi Presiden Asian Association of Consumer Interest and Marketing (AACIM). Dia juga dikenal sebagai pakar marketing yang telah banyak membuat buku dan karya ilmiah.

Sedangkan Mukhamad Najib, memiliki keahlian di bidang strategi marketing dengan fokus riset dan publikasi pada topik pengembangan bisnis pangan organik dan usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia. Mantan Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University ini juga telah menerbitkan beberapa buku dan menulis di berbagai jurnal nasional maupun internasional mengenai topik UKM dan pangan organik. Saat ini Najib aktif sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Canberra, Australia.

Menurut Ujang, perangkingan semacam ini sangat baik sebagai alat evaluasi diri sebagai ilmuwan.  "Prinsipnya saya bersyukur karena karya-karya saya selama ini mendapat pengakuan baik di tingkat nasional maupun internasional. Namun yang lebih penting bagi saya, perangkingan ini dapat digunakan sebagai alat evaluasi dan introspeksi diri,” kata Ujang yang juga pernah memimpin Sekolah Bisnis IPB seperti dilansir dari laman resmi IPB, Kamis, 20 Januari 2022.

Adapun Najib mengungkapkan bahwa tugas sebagai dosen bukan hanya mengajar, tapi juga meneliti dan menulis publikasi. Karya ilmiah yang dipublikasikan, menurut Najib, dapat menjadi referensi dan sumber pembelajaran bersama. Oleh karena itu, Najib mengatakan perangkingan yang dilakukan oleh AD Scientific Index ini dapat mendorong dosen-dosen di Indonesia untuk semakin produktif dalam menulis dan publikasi di jurnal yang bereputasi.