*/?>

UI Hadirkan Prodi Pertama di Indonesia, Subspesialis Orthopaedi dan Traumatologi

Pendidikan
Reporter : Ade Ridwan Yandwiputra, 21 Jan 2022
Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI

Universitas Indonesia (UI) menambah satu program studi lagi di Fakultas Kedokteran, yakni Prodi Subspesialis (Sp2) Orthopaedi dan Traumatologi. Prodi tersebut diklaim yang pertama dan satu-satunya di Indonesia untuk saat ini.

Dekan Fakutas Kedokter Universitas Indonesia (FKUI) , Ari Fahrial Syam mengatakan, kehadiran prodi Sp2 Orthopaedi dan Traumatologi FKUI itu bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran di bidang orthopaedi dan traumatologi yang dapat bersaing secara global.

“Melalui prodi ini diharapkan dapat menghasilkan dokter subspesialis yang profesional, bertanggung jawab, inovatif, serta mampu berkolaborasi secara inter dan multidisiplin dalam memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat di bidang orthopaedi dan traumatologi,” kata Ari melalui keterangan resmi yang diterima Tempo, Jumat 21 Januari 2022.

Selain itu, lanjut Ari, dengan hardinya prodi Sp2 Orthopaedi dan Traumatologi diharapkan tercipta peningkatan pengelolaan riset kolaborasi multidisiplin atau transdisiplin serta pelayanan kesehatan orthopaedi dan traumatologi yang berkualitas. “Pastinya dengan mempertimbangkan aspek humaniora pasien, melaksanakan pengabdian masyarakat dengan diseminasi ilmu pengetahuan, dan mencerdaskan kehidupan bangsa guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” kata Ari.
Lebih jauh Ari mengatakan, pembukaan prodi baru ini telah melalui proses evaluasi dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan akreditasi dari Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes). Adpaun acara pembukaan dilaksanakan di Ruang SAF lantai 2, Gedung H, Kampus FKUI Salemba pada Rabu, 19 Januari 2022 secara luring dan daring.

Ari mengatakan, pembukaan prodi baru ini juga sebagai upaya menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN yang diprediksi terjadi pada 2025 mendatang yang mana berbagai macam profesi bakal bersaing secara bebas. Ari mengatakan kondisi Indonesia saat ini yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah jumlah dan distribusi dokter. “Oleh karenanya, ini menjadi amanah bagi kami di institusi pendidikan bagaimana bisa mengejar jumlah spesialis atau subspesialis,” kata Ari.